Waspadai Risiko Gangguan Kesehatan Akibat Penggunaan Gadget yang Tidak Tepat

Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), Prof Dr dr Ridha Dharmajaya mengajak para guru sebagai ujung tombak tidak pernah lelah dan bekerja keras ciptakan generasi berkualitas, yakni generasi sehat, pintar dan bermoralitas yang baik. Hal itu disampaikannya di hadapan 500 lebih insan pendidikan baik pelajar dan guru yang hadir dalam agenda road show hari pertama, yang berlangsung di Gedung Pemuda Kabupaten Batang Hari, Jambi, Selasa (31/10/2023). "Kami berharap dengan hadirnya kami di sini menyosialisasikan gadget sehat, bapak dan ibu guru dapat mengambil manfaatnya, mengingat bapak dan ibu guru adalah ujung tombak dalam mempersiapkan anak negeri ini menuju bonus demografi agar bisa berhasil melahirkan generasi yang berkualitas," ujar Prof Ridha.

Guru Besar Fakultas Kedokteran USU itu memperingatkan, bonus demografi bisa berubah menjadi bencana jika disia siakan karena prilaku penggunaan gadget yang tidak benar. Prof Ridha menerangkan bahaya penggunaan gadget yang tidak tepat. Dia menyebutkan ada dua faktor penyebab penggunaan gadget yang bisa mengakibatkan dampak negatif. Yakni, posisi dan durasi. "Jika menggunakan gadget dengan posisi yang meyebabkan adanya tekukan pada leher, maka akan ada beban yang ditanggung. Semakin dalam tekukan itu, maka akan semakin berat beban yang ditanggung leher," terang Prof Ridha.

KronologiLengkap Kecelakaan Maut di Kotamobagu Sulawesi Utara Angka Lakalantas di Maluku Tengah 34 Kasus: Kasatlantas: Pakai Helm Pemain Muda PSM Makassar Ikut TC Timnas U 20 Indonesia di Qatar Halaman 3

Waspadai Risiko Gangguan Kesehatan Akibat Penggunaan Gadget yang Tidak Tepat Warga Ukraina Siap %27Angkat Kaki%27 dan Ganti Kewarganegaraan Daripada Berperang Melawan Rusia Jika ini berlangsung singkat atau hanya beberapa menit lanjut Prof Ridha, hal itu tidak begitu berdampak.

"Tapi jika tekukan itu terjadi lebih dari dua jam dan secara terus menerus, ini menjadi masalah. Maka akan terjadi gangguan yakni saraf kejepit pada bagian leher. Gejalanya yakni berat di pundak, leher pegal, tangan kesemutan, dan bangun tidur tidak segar," ujarnya. Jika dulunya gejala ini sering dialami orang tua usia 60 tahun ke atas, tapi sekarang bilang Prof Ridha sering dialami remaja baik tingkat SMA, SMP bahkan anak SD. "Parahnya lagi, jika gejala awal itu diabaikan dan terus menggunakan gadget dengan posisi yang salah dan dalam durasi waktu yang lama maka yang terjadi adalah kematian saraf," ucapnya lagi.

Kematian saraf ini ungkap Prof Ridha jauh lebih berbahaya dan berujung cacat dengan gejala yang dialami adalah kelumpuhan pada tangan dan kaki, buang air kecil loss atau tidak terasa dan sekualitas bagi kaum lelaki hilang. "Jika seperti ini maka tidak ada obat yang menyembuhkan dan tidak ada operasi yang bisa mengembalikan," sebutnya. Sehingga yang terjadi, 5 hingga 10 tahun ke depan Indonesia akan melahirkan generasi yang cacat.

Untuk itulah dia menganggap pentingnya gerakan gadget sehat hadir di Indonesia termasuk Batang Hari, Jambi, dalam upaya menyelamatkan generasi muda dari situasi bonus demografi. "Sekali lagi saya ajak agar memanfaatkan bonus demografi agar Indonesia bisa masuk jajaran lima besar dunia," ucapnya. Sementara itu salah satu peserta yang hadir mengaku mengapresiasi isi materi yang didapatnya dalam acara tersebut.

"Kita merasa bersyukur mendapatkan informasi tambahan, karena selama ini kita tidak menyadari hal hal yang menggunakan kesehatan, khususnya anak anak yang mengalami gangguan akibat penggunaan gadget," ujarnya. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Related Posts

Deteksi Dini Kanker Prostat Masih Rendah, Kenali Gejalanya Lebih Awal untuk Memudahkan Penyembuhan

Pasien kanker prostat lebih sering datang pada stadium lanjut. Sedikit sekali yang melakukan deteksi dini kanker prostat. Hal ini diungkapkan dokter spesialis urologi RS Pondok Indah –…

Deteksi Dini Kanker Prostat Masih Rendah, Kenali Gejalanya Lebih Awal untuk Memudahkan Penyembuhan

Pasien kanker prostat lebih sering datang pada stadium lanjut. Sedikit sekali yang melakukan deteksi dini kanker prostat. Hal ini diungkapkan dokter spesialis urologi RS Pondok Indah –…

BKKBN Bersama Mitra Program PASTI Berkolaborasi Turunkan Angka Stunting

Penanganan anak stunting menjadi program prioritas pemerintah saat ini. Karenanya, keberadaan program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI) pun diharapkan dapat menurunkan angka stunting secara…

Minat Literasi Anak Indonesia Rendah, Ternyata Ini Penyebabnya 

Minat literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Bahkan menurut United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF), hanya ada 1 dari 1000 anak Indonesia aktif membaca. Hal ini…

Punya Fisik Bugar, Kenapa Atlet Masih Rentan Alami Serangan Jantung? Begini Penjelasan Dokter

Banyak yang berpikir jika olahragawan atau atlet punya fisik yang bugar, tentu akan selalu sehat dan terhindar dari penyakit. Namun tidak jarang ada pemberitaan yang menyatakan seorang…

Kutu Busuk Bisa Kebal Terhadap Pestisida, Pakar Sampaikan Faktor Penyebabnya

Setelah mewabah di negara Perancis, saat ini kutu busuk mulai ditemukan di Singapura. Hewan dengan nama latin Cimex Lectularius ini diketahui gemar berada di tempat lembab dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *