Komoditas cabai rawit semakin menyengat. Bukan hanya harganya melonjak lonjak semakin mahal, akan tetapi semakin langka. Pedagang sayur mengaku cabai rawit pada Minggu (19/11/2023) petang harganya naik lagi. Selain harga naik, jumlahnya pun sangat sedikit sehingga belanja kulaknya pun dibatasi. Ambar, seorang pedagang sayur mayur di Jagakarsa, Jakarta Selatan mengatakan, harga cabai rawit merah dan cabai keriting merah kembali naik jadi Rp 80.000/kg.
Sementara cabai rawit hijau dijual Rp 70.000/kg dan cabai keriting hijau Rp 65.000/kg. "Cabai rawit gak turun turun dari harga normalnya Rp 45 ribuan/kg. Sudah mahal susah dapatnya," kata Ambar. Sementara pedagang sayur lainnya, di sekitar Tanjungbarat, Jagakarsa, Udin menyebut kalau barangnya semakin langka harga cabai rawit merah sulit untuk turun.
"Mungkin saja harganya besok mau naik lagi," ujarnya. Prancis Ngamuk 4.000 Warganya Daftar Jadi Tentara Bayaran Israel, Ancam Akan Jebloskan ke Penjara Kata Komandan TKN Fanta Soal Penampilan Gibran di Debat Cawapres 2024
VIDEO Viral Prabowo Tarik Jaket Bahlil di Debat Cawapres Ramai Dibicarakan, Begini Tanggapan TKN Profil Bahlil Lahadalia Menteri Investasi Viral Jaket Ditarik Prabowo di Debat Cawapres 2024 Sosok Pria yang Lagi Viral Jaketnya Ditarik Prabowo di Debat Cawapres, Ternyata Menteri Investasi
Tukang Tersengat Listrik Saat Kerjakan Gapura Proyek Caleg, Gerindra Sumsel Siap Tanggung Jawab Dampak Boikot Produk Pro Israel, CEO Starbucks Minta Masyarakat Berhenti Demo Kedai Kopinya Halaman all Sama dengan Ambar, Udin pun belanja kulakan cabai dibatasi karena harganya mahal, takut warga tak mampu beli, jadi dagangannya tersebut juga bisa tidak laku.
Lima pedagang sayur yang masih buka pada Minggu petang kemarin seperti kompak menyatakan hanya menjual sedikit cabai rawit merah, sehingga pagi paginya telah ludes. Semakin mahalnya harga cabai merah pun berpengaruh pada pedagang warung tegal (warteg). Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengkhawatikan kenaikan harga cabai ini.
Para pedagang warteg sedang pusing memikirkan harga cabai. Pasalnya sebagian besar jenis makanan jualan di warteg menggunakan cabai sebagai bumbu penyedap. Saat ini, jelasnya, para anggota Kowantara harus menyiasati agar masakan warteg tidak terlalu tergantung pada cabai.
"Yang jelas, harga cabai sangat berpengaruh terhadap biaya produksi. Karenanya, sekarang bikin masakannya yang tidak tergantung pada cabai," ujar Mukroni saat dihubungi Kompas.com. Meski menyajikan menu pedas, jelasnya, pengusaha warteg bahan bahan tradisional sebagai alternatif. "Rempah rempah alternatif yang dapat menggantikan rasa pedas dari cabe. Misalnya, lada, bumbu bumbu lain atau jahe yang dapat memberikan rasa dan aroma yang lezat pada makanan," kata Mikroni.
Saking mahalnya harga cabai dalam waktu yang lama, Presiden Joko Widodo pun ikut berkomentar. Ia menjelaskan, harga cabai saat ini melonjak tajam dan mengatakan kenaikan harga tersebut sebagai siklus musiman. "Kalau yang naik tinggi memang cabai tapi ini kan musiman, kalau musimnya seperti ini pasti," kata Jokowi beberapa waktu lalu.
Dijelaskannya, dari sekian banyak komoditas pangan di Indonesia, kenaikan harga satu atau dua komoditas biasa terjadi. Ia menyebut yang terpenting kata Presiden, harga beras tidak mengalami kenaikan lagi meskipun belum turun secara drastis. "Tapi yang paling penting kita akan berusaha keras di beras karena itu makanan pokok kita, sampai saat ini belum bisa turun secara drastis tapi palimg tidak sudah tidak naik," katanya.